Diskriminasi pengendara sepeda motor

Minggu, 13 Desember 2009

Ternyata, warga 'kelas 2' itu benar-benar ada...

Memang enak jadi org tajir. Kemana2 naik mobil mewah. Tempat parkirnya selalu utama. Naik mobil juga bisa di jalur cepat. Coba deh kalau naik motor. Pasti kerasa banget diskriminatifnya naik sepeda motor. Baik di jalan raya, maupun di tempat2 umum spt : shopping centre, convention hall, kantor, dll. Coba aja liat. Jalur sepeda motor selalu aja digabung sama bus kota, angkot, dll. padahal dari segi size aja udah kebayang kan beda bgt. Betenya lagi, bus kota n angkot kan berasa kayak raja di jalanan. Udah berapa kali nih keserempet angkot, n hampir masuk ke kolong bus kota. Ya gara2 itu... jalannya mesti di jalur lambat.
Belum lagi masalah tempat parkir. Tiap kali mau parkir motor di mall dll...Pasti deh (apalagi kalau baru pertama kali datang ke tempat tsb) bingung. Terutama kalau penanda jalannya juga kurang (bahkan ada juga yg ga kelihatan) jelas. Udah jauh, terpencil, di basement paling bawah pula. Duh, Gusti... Kok tega amat sih yg mengelola gedung (yg nge-desain juga sama aja gak berperikemanusiaannya...) sama pengendara sepeda motor. bahkan ada yg lebih tragis lagi, salah satu mall di kota besar kita menempatkan parkir buat sepeda motor di bawah tanah yg bersebelahan dengan tempat sampah yang baunya.....Amit2 jabang bayi! Kenapa sih, pengendara sepeda motor selalu diperlakukan bak warga kelas 2. Kami kan juga membayar pajak, membayar parkir, mematuhi hukum dan UU yang berlaku. bahkan kalaupun kami telat membayar pajak kendaraan, jumlahnya juga tidak sebanyak yg mengendarai mobil.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar